Julius Lobiua SH MH bersama Abraham Nikijuluw SH saat mendampingi Isack Bitjara dkk
Spread the love

(TOBELO – SN) Sebuah sikap terpuji dari seorang Pengacara senior yang serius membela kliennya, ditunjukan oleh Julius Lobiua SH MH. Sebagai pengacara yang ditunjuk oleh Keluarga tersangka Isack Bitjara, Ebenezer Bitjara dan Julis Laranga dalam perkara yang sudah disidangkan saat ini di Pengadilan negeri Tobelo, Julius Lobiua benar benar menunjukan keseriusannya.

Padahal dari sumber keluarga tersangka, Syallomnews mendapatkan informasi jika bantuan Hukum yang diberikan Kantor Hukum Julius Lobiua kepada ketiga tersangka sejak di pemeriksaan Polisi sampai persidangan, sifatnya cuma cuma alias gratis.

Bahkan untuk biaya transport bolak balik Jakarta Tobelo seminggu sekali selama ini, Pengacara asli Tobelo ini harus menguras kocek pribadinya. Bukan dibiayai oleh keluarga

“Saat saya diminta bantuan untuk menjadi Penasehat Hukum Isack  Bitjara dkk oleh keluarga mereka, memang saya sudah bayangkan bahwa akan ada cost besar yang harus saya keluarkan. Sebab kantor saya di Jakarta, sidangnya di Pengadilan negeri Tobelo. Jadi saya harus siap biaya tiket bolak balik Jakarta Tobelo seminggu sekali. Saya tidak meminta kepada keluarga karena saya tahu kondisi mereka. Setelah ketiganya di tahan praktis ekonomi keluarga mereka lumpuh. Karena itu saya sudah komitmen, siap berkorban untuk membantu mereka” kata Julius di Pengadilan negeri Tobelo Jumat (22/9) siang kepada wartawan Syallomnews Mikhael Bale.

Julius Lobiua SH MH saat diminta oleh keluarga Isack Bitjara dkk untuk menjadi penasehat Hukum dalam kasus mereka

Ia merasa terpanggil mau membela Isack Bitjara dkk setelah ia mempelajari kasus ini secara mendalam. Menurutnya, ketiga tersangka harus ia bantu sebab Nampak jelas sekali kalau kasus ini tidak wajar untuk dibawa ke ranah hukum. Ia meyakini jika Isack Bitjara dkk sengaja dikriminalisasi oleh orang orang tertentu, karena ketiga tersangka ini giat dalam kegiatan Asosiasi Penanmbang Rakyat Indonesia Halut.

“Niklas Kojoba mengaku ngaku sebagai Sangaji Boeng. Lalu Hard Mardika Pangandaheng mengklaim diri sebagai Sekretaris Suku Boeng, Lalu melapor di Polres katanya merasa dirugikan karena kursi Suku Boeng diambil Isack Bitjara sebagai jaminan. Isack Bitjara lakukan itu karena  honor intensifnya 5 bulan belum dibayar. Sementara dalam akte notaris Suku Boeng tidak pernah ada perubahan. Di Surat pengakuan Pemerintah Daerah juga yang tercatat bukan nama Niklas dan Mardika Hard sebagai pengurus. Malah ada surat dari 16 dewan adat Desa dari 20 Dewan adat Boeng yang menyatakan menolak Niklas Kojoba sebagai Sangaji Boeng. Jadi bagaimana mungkin Niklas Kojoba bisa membawa bawa diri sebagai sangaji Boeng dan sayangnya laporannya di Polres ditindak  lanjuti. Sangat mengherankan kasus ini kalau kita mau lihat secara jujur” katanya.

Karena itulah. Julius merasa tertantang untuk membantu habis habisan dalam persidangan ini. Sekalipun ia harus habis habisan mengeluarkan uang pribadinya untuk biaya tiket Jakarta Tobelo hanya untuk bersidang seminggu sekali.

Sebagai pengacara yang juga konsultan Hukum sejumlah perusahan besar di Jakarta, Julius memang tidak bisa berlama lama di Tobelo. Biasanya ia datang sehari sebelum hari sidang dan sehari setelah sidang ia harus balik ke Jakarta untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaannya yang begitu menumpuk di sana.

Dengan hadir bersama asisten yang juga isterinya, bisa dihitung berapa besar anggaran transportasi yang harus ia keluarkan. Hitung saja rata rata tiket 2 orang Jakarta Kao di kisaran 6 juta. Pulang pergi berarti 12 juta. Dikali 4 minggu maka jumlah sebulan 48 juta rupiah. Jika sidang berlangsung 2-3 bulan maka biaya tiket yang harus ia keluarkan berkisar 100 juta. Satu nilai yang fantastik untuk membela kasus yang seperti ini dan kurang mendapat sorotan media nasional.

“Nilai sebegitu tidak sebanding dengan penderitaan yang dialami oleh ketiga saudara kita dari Kao ini. No problem bagi saya harus korbankan uang sebanyak itu. Sebab memang saya mau serius bela mereka, Jadi saya mau selalu hadir setiap persidangan. Sebenarnya dalam surat kuasa, ada juga teman teman pengacara Tobelo juga. Tapi saya mau bersama sama dengan mereka hadir di persidangan. Supaya lebih lengkap kami saling mengisi” katanya lebih lanjut.

Dengan pengorbanan yang sudah seperti itu, apa yang menjadi target dari perjuangannya ini ? Pengacara yang juga kandidat Doktor Hukum Tata negara ini mengatakan

“Dari kajian yang sudah kami  lakukan, jelas sekali kalau Niklas Kojoba itu tidak punya legal standing sebagai Sangaji Boeng. Bukti tertulis jelas di akte notaris kalau Sangaji Boeng itu Jhozua Kojoba. Jadi laporan Niklas yang mengaku sebagai Sangaji Boeng itu sangat tidak berdasar. Harusnya Hakim membebaskan ketiga tersangka. Mereka tidak bersalah sebenarnya”

Ia sangat optimis Isack Bitjara dkk akan diputus bebas. Ia mengingatkan juga bahwa persidangan ini juga sementara di awasi Komisi Yudisial juga berdasarkan permohonan team hukum.

“Putusan pra peradilan kemarin itu yang menolak permohonan kami, sudah kami adukan hakim pemeriksa ke Komisi Yudisial. Kita tunggu saja bagaimana tindakan komisi Yudisial”

Di ahir percakapannya, Julius Lobiua mengungkapkan bahwa dari lubuk hati yang terdalam, ia sangat tulus mau membantu ketiga tersangka ini tanpa ada tendensi politik apapun.

“Saya sangat prihatin dngan keadaan mereka bertiga. Karena itu saya tidak main main membela mereka sekalipun saya harus bolak balik Jakarta Tobelo, Saya nilai mereka bertiga itu hanya sengaja dikorbankan karena ketidak sukaan oknum oknum tertentu terhadap aktifitas mereka di Asosiasi Penambang Rakyat itu. Itu dugaan kuat dari kami team hukum” ujarnya menutup percakapan (mkh11)

 

By admin