Jurjen Soenpiet, Saat menjadi Politisi PDI di Dekade 80 an lalu
Spread the love

(TOBELO – SN) Politisi kawakan Partai Demokrasi Indonesia yang juga tokoh Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH), Jurjen Soenpiet meninggal dunia di Tobelo Minggu 14 Agustus jam 7 30 pagi dalam usia 89 tahun.

Almarhum meninggal dunia karena sakit komplikasi yang dideritanya sejak lama dan juga karena faktor usia yang sudah lanjut.

Acara pemakaman dilaksanakan Senin 15 Agustus jam 2 siang dengan ibadah singkat di rumah duka yang dilayani oleh Pdt Theo Kumendong M Th, gembala GBI Yesus itu Tuhan. Kemudian jenasah dibawa untuk ibadah penghormatan di Kantor sinode GMIH Jl Kamakmuran, setelah itu ibadah di gereja GBI Yesus itu Tuhan dan jenasah diarak kembali menuju rumah duka di desa Lina ino untuk dimakamkan saat sore menjelang malam.

Bupati Halut Ir Frans Manery saat melayat di Rumah Duka

Almarhum Jurjen Soenpiet lahir di Ternate 9 oktober 1033. Menempuh pendidikan sekolah rakyat di Ternate dan sekolah menengah pertama dan kemudian melanjutkan pendidikannya di Jakarta pada masa masa sulit menjelang kemerdekaan.

Mantan Bupati Halut 2 periode Ir Hein Namotemo saat melayat di rumah duka

Setelah menyelesaikan pendidikannya, tahun 1953 ia sempat diangkat sebagai pegawai negeri di jawatan perikanan dan ditugaskan di Ternate. Tapi ia kemudian lebih terpanggil menjadi seorang politisi dengan ikut mendirikan dan menjadi pengurus Partai Kristen Indonesia (Parkindo) yang kemudian berfusi menjadi Partai Demokrasi Indonesia, yang ahirnya bisa menghantar almarhum sebagai anggota DPRD Baik saat di propinsi Maluku dan kemudian Menjadi Maluku utara.

Sekda Halut Drs EJ Papilaya saat melayat di rumah duka

Almarhum juga adalah salah satu tokoh politik dari PDI yang ikut memperjuangkan pemekaran propinsi Maluku utara lepas dari Maluku sejak tahun 90an.

Kiprah almarhum dalam pelayanan gereja khususnya gereja GMIH, juga tak kalah banyak. Ia sejak muda sudah terlibat sebagai pengurus Angkatan muda GMIH, menjadi dewan kurator Akademi theologia GMIH yang adalah cikal bakal berdirinya STT GMIH dan kemudian menjadi Universitas Halmahera. Bahkan Jurjen Soempiet sempat menjadi wakil ketua sinode GMIH. Tak heran, sekalipun di ahir hidupnya ia terdaftar sebagai jemaat GBI Yesus itu Tuhan, tapi Sinode GMIH tetap memberikan penghormatan terahir pada almarhum dengan melaksanakan ibadah pelepasan jenazah di kantor sinode Senin sore.

Turut hadir melayat di rumah duka Bupati Halmahera utara Ir Frans Manery. Dan dalam ibadah pelepasan jenasah di rumah duka, nampak hadir Mantan bupati Halut Ir Hein Namotemo, sekretaris Daerah Halut Drs EJ Papilaya, sejumlah pimpinan OPD Halut serta para politisi dan mantan politisi Maluku utara.

Kesan yang sangat baik dan positif semuanya diungkap dalam acara Pemakaman ini dimana mereka yang diberikan kesempatan bicara mengungkapakn nilai nilai pelayanan yang luar biasa dicontohkan oleh Almarhum.

Saat media lokal kurang peduli memuat Berita berita pelayanan Gereja, radio Syallom hadir untuk meliput dan menyiarkan berita berita pelayanan gereja dengan gratis

Sammy Soenpiet dalam sambutan keluarga mengungkapkan bahwa sekalipun ayahnya sudah cukup dikenal sebagai pejabat publik pada jamannya, tapi jabatan itu tidak dia gunakan untuk menimbun harta bagi keluarganya. Ayahnya menjadikan kesempatan sebagai Politisi untuk memperjuangkan hak hak rakyat lewat partainya.  Sehingga sampai ahir hidupnya, Almarhum tidak mewariskan harta yang melimpah bagi anak anaknya.

“Ayah kami mewariskan warisan iman kepada kami untuk selalu hidup mengandalkan Tuhan. Itu sudah sangat lebih dari cukup yang membuat kami sebagai anak anaknya bisa berhasil di saat ini”

Pdt Theo Kumendong M Th yang menjadi gembala almarhum di sisa ahir hidupnya menyampaikan rasa kagumnya kepada Jurjen Soenpeit akan kesetiaanya sampai ahir hidup sebagai Tua tua Jemaat GBI Yesus Itu Tuhan.

“Om Yen bahkan saat sakit dengan kursi roda sekalipun, ia selalu setia menghadiri ibadah Minggu. Bahkan doa malam pun ia tak pernah lalai. Sering kali Om Yen datang menemui saya memberi nasehat dan mendoakan saya. Luar biasa teladan yang ia tunjukan bagi pelayanan pekerjaan Tuhan”

Ir Hein Namotemo mantan Bupati Halut 2 periode yang mewakili jemaat GMIH Eben Haezer Ternate menyampaikan rasa kagumnya akan kesetiaan almarhum untuk GMIH bahkan sejak ia masih muda.

Jenasah saat dibawah untuk Ibdah di Kantor Sinode GMIH Jl Kemakmuran

“Om Yen ini dikenal sebagai rokoh gereja yang tak ada duanya. Ia melayani sejak masa muda, Bahkan saat kami selama 37 tahun melayani bersama. Ia berbakti bukan saja bagi partainya, tapi juga bagi Maluku Utara, bagi GMIH dan juga bagi sesama. Malah beliau juga ikut membangun Halut dengan bersedia menjadi Komisaris di PT Hibualamo milik Pemda Halut. Saya menyebutnya pelayanan tanpa batas dari Om Yen”

Sedangkan Sekda Halut Drs EJ Papilaya menyampaikan rasa terima kasih mewakili Pemda Halut atas dedikasi Almarhum selama ini bagi Bumi Hibualamo.

Pdt Jacob Soselisa saat mendapat wejangan dari Almarhum sebelum maju sebagai calon DPD Malut dalam Pileg 2019

“Semua bendera merah putih yang sedang berkibat di bumi Hibualamo saat ini kami persembahkan juga kepada salah satu pahlawan hebat yang pernah ada bagi daerah ini yaitu buat Almarhum Om Yen Soenpiet. Kami sangat berterima kasih untuk peranannya dalam bidang poltik dan juga bagi pelayanan Gereja GMIH selama ini”

Informasi yang dihimpun syallomnews dari rekan rekan politisi seangkatan almarhum, Jurjen Soenpiet dalam kiprahnya di perpolitikan Maluku utara, dikenal sebagai seorang politisi Kristiani yang sangat vokal, berani dan tidak tanggung tanggung menyuarakan pembelaan terhadap rakyat kecil. Di kalangan anggota DPRD Maluku waktu itu, almarhum dijuluki Singa podium yang dengan lantang mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.

 

Salag satu anak didik Politik Almarhum yang sukses terjun dalam bidang Politik adalah Pdt Jacob Soselisa S Th. Kepada wartawan Syallomnews Michael Bale, mantan anggota DPRD Halut ini mengungkapkan isi hatinya.

“Saya tidak pernah menyangka bahwa hari ini disaat semua umat sementara beribadah saya harus menerima berita Guru politikku telah berpulang kepada pemilik hidup. Saya ingat pada hari itu Ambon tahun 1986, guru merekut kami sebagai kader PDI  Banteng Soerjadi dan kami mulai belajar tentang arti Politik dan demokrasi, Saya  melihat almarhum  sebagai politisi Kristen yg santun, elegen, tegas dan orator ulung disegala Zaman kekuasaan, mulai dari Soekarno,Suharto, dan sampai saat Megawati. Om Yen adalah politisi nasional yang tidak pernah punya musuh ditengah tengah  hegemoni politik bangsa ini.

 

Bahkan Ketua yayasan Kesehatan GMIH ini selalu mengingat nasehat Gurunya yaitu   politik itu seni dan jaringan kalau Tuhan  berik  Kekuasaan krpadakita di medan politik,  gunakan itu untuk kesehjahteraan banyak orang.Almarhum meninggal karena sakit akibat komplikasi penyakit yang dideritanya

Sampai ahir hidupnya, almarhum tetap menjadikan Sukarno sebagai tokoh panutan dan konsisten ada di Partai Demokrasi Indonesia.

Almarhum Jurjen Sumpit dimakamkan di desa lina ino tepatnya disamping rumahnya

Almarhum Jurjen Soempiet meninggalkan seorang isteri dan 7 orang anak (Mikh11)

By admin