Spread the love

(TOBELO – SN) Sebanyak 16 Pimpinan Organisasi gereja dan Lembaga Kristen se Maluku Utara telah ada di kota Tobelo saat ini untuk mengikuti   Musyawarah Wilayah I Persekutuan Gereja Gereja dan Lembaga Lembaga Injili Indonesia Wilayah Maluku Utara (PGLII) Tanggal 13 – 14 Oktober 2022 di Gereja GBI Blessing Tobelo.

Sebanyak  35 orang akan menjadi utusan gereja dan Lembaga yang berasal dari 7 Kabupaten/Kota se Maluku utara. Sebab sesuai AD/ART PGLII, peserta Muswil dari utusan Gereja adalah 3 orang dan dari Lembaga 1 Orang.

Ketua Panitia Muswil PGLII Malut, Egbert Hoata kepada sejumlah wartawan di Lokasi acara  Gereja GBI Blessing, Rabu (12/11) malam mengatakan semua peserta utusan gereja dan lembaga se Maluku Utara telah ada di Kota Tobelo dan siap hadir di acara ini Kamis pagi.

Mereka adalah Pimpinan Organisasi Gereja/Lembaga Injili Maluku utara dari : Gereja Bethel Indonesia, Gereja Sidang Jemaat Allah, Gereja Pantekosta Kharismatika di Indonesia, Gereja Kristen Perjanjian Baru, Gereja Misi Injili Indonesia, Gereja Injil Seutuh Internasional (IFGF), Kerapatan Gereja Baptis Indonesia, Gereja Masehi Protestan Umum, Gereja Kristen Alkitab Indonesia, GEREJA KIBAID, Gereja Gerakan Pantekosta, Gereja Kemah Injil Indonesia dan dari Lembaga yaitu  Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia Batu Malut, , Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia Malut dan Yayasan Hosana Malut. Secara nasional Gereja dan Lembaga ini sudah terdaftar sebagai anggota PGLII di Pusat. Sedangkan Gereja anggota PGLII di Malut yang tidak bisa menghadirkan utusannya di acara ini hanya Gereja Penyebaran Injili Indonesia.

“Puji Tuhan semua Gereja/Lembaga anggota PGLII di Maluku Utara sangat antusias mengikuti acara ini.Sudah 16 organisasi gereja/Lembaga yang konfirmasi akan ikut”.

Saat ditanya tentang siapa yang akan membuka acara Muswil pagi ini,agenda apa saja yang akan dibahas dalam Muswil ini, Egbert Hoata yang juga Ketua Yayasan Suara Syallom ini mengatakan sudah terkonfirmasi Gubernur Maluku Utara yang akan membuka acara ini.

“Yang pasti Pak Gubernur atau beliau mengutus wakilnya yang akan membuka acara ini sebab ini acara level propinsi dan dihadiri pimpinan Gereja/Lembaga Gereja se Malut. Apalagi Ketua Umum dan sekum PGLII Pisat juga akan datang “

Ditanya soal pemilihan Pengurus wilayah dalam Muswil ini seperti apa mekanismenya, Egbert mengatakan bahwa Peserta Muswil hanya akan memilih Ketua saja. Kemudian ketua dan formutur lain yang akan melengkapi susunan kepengurusan lengkapnya.

Ia menjelaskan juga, nantinya Komisi nominasi akan menyeleksi nama nama calon ketua yang diusulkan gereja/Lembaga peserta Muswil. Jika nantinya tersisa beberapa nama  calon yang lulus persyaratan maka mereka itulah yang akan dipilih dengan suara terbanyak.

“Dalam Tata tertib Muswil itu aturannya. Tapi melihat antusiasme peserta yang lebih cenderung menginginkan pemilihan secara undi, maka sebagai Ketua Panitia saya mengusulkan demikian. Hal itu bisa disiasati secara bulat oleh Pimpinan dan peserta Muswil untuk memilih Ketua PGLII Malut secara undi. Bisa koga, kalau mereka bersepakat untuk mengesampingkan pemilihan suara terbanyak dan menggunakan cara undi. Asal saja itu diputuskan lewat pengaturan tata tertib Muswil”

Egbert sangat yakin jika cara seperti ini nantinya akan dipakai maka PGLII di Maluku Utara akan menjadi organisasi yang rendah konflik kepemimpinan.

“Orang yang terpilih sebagai Ketua tidak akan merasa diri hebat karena bukan suara terbanyak yang memilihnya. Tapi dia dipilih langsung ileh Tuhan sebagai Ketua lewat Undian. Selain itu, kita tidak bisa pungkiri fakta bahwa dalam organisasi gereja juga sudah mulai perilaku politik masuk di dalamnya, terutama saat pemilihan kepemimpinan Organisasi. Money politick juga sudah masuk dalam organisasi gereja. Apalagi para Calon bersekongkol dengan politisi busuk yang mau siapkan dana untuk tujuan itu. Jadi selaku Panitia yang menjadi perintis berdirinya PGLII di Maluku Utara, kami kasih saran ke semua poesrta yang punya hak suara untuk membicarakan secara serius hal ini. Sehingga ke depannya PGLII Malut akan menjadi organisasi yang berbeda dengan lainnya” Kata Pengacara ini.

Saat ditanya tentang kemungkinannya bersedia menjadi Ketua PGLII Malut jika dipercaya peserta dalam Muswil ini, secara tegas Egbert menolaknya.

“Saya sudah Ketua DPW Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Maluku utara. Biarkan teman teman lain saja yang memimpin wadah ini. Banyak teman teman yang mampu yang kami harapkan bisa membangun PGLII Malut ke depan. Saya sudah sangat bersyukur bisa mempersiapkan acara ini sampai bisa berlangsung. Saya sama sekali tidak bersedia. Sebab menjadi peserta Muswil itu adalah anggota PGLII di Pusat. Dan yang bisa dipilih sebagai Ketua itu berdasarkan tata tertib haruslah mereka yang menghadiri acara ini. Yayasan Syallom yang saya pimpin ini tidak akan pernah menjadi anggota PGLII. Karena nanti kita terlalu sibuk di mana mana dan tidak bisa maksimal. Saya ketua DPW MUKI Maluku utara, itu saja dan tidak bersedia menjadi pengurus di organisasi lain tingkat Maluku utara. Acara Muswil sukses,itu sudah sangat membahagiakan saya dan teman teman panitia”

Ia bersama Panitia juga sangat bersyukur sebab Ketua Umum dan Sekretaris Umum PGLII Pusat, Pdt Ronny Mandang M Th dan Pdt Dr Tommy Lengkong M Th dari Jakarta langsung akan menghadiri acara ini.

Sedangkan untuk acara Pembukaan akan dilakukan oleh Gubernur Maluku Utara dan Penutupan sekaligus pelantikan Pengurus Wilayah PGLII Maluku utara akan dihadiri oleh Pembimas Kristen Kanwil Kementrian Agama Maluku Utara (mkh1

By admin