Spread the love

(TOBELO – SN) Satu lagi Lembaga yang menghimbun gereja gereja akan berdiri di Maluku Utara. Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) dalam waktu tidak lama lagi akan dideklarasikan untuk ada di Maluku Utara.

Jumat (15/7) bertempat di Gereja GMII Zebauth Senafas YPPII Malang, Jl Baru Kawasan Pemerintahan – Gamhoku berlangsung pertemuan persiapan untuk rencana pembentukan PGLII Maluku Utara.

Pertemuan dihadiri 6 wakil gereja dan 5 Lembaga Injili yang selama ini melayani di Maluku Utara yaitu Gereja Misi Injili Indonesia Senafas YPPII Malang, Gereja Allah Peduli Indonesia, Gereja Suara Injil Indonesia, Gereja Yesus Hidup Sejati, Gereja Bethesda Indonesia dan Gereja Sidang Jemaat Allah (Hadir secara Online dari Bacan). Sedangkan Lembaga yang hadir yaitu Yayasan Hosanna Malut, STT IKAT Malut, YPPII Malut, LPMI Perwakilan Malut dan Yayasan Suara Syallom Indonesia Malut.

Perayaan 50 Tahun PGLII Tahun lalu di Malang

Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa keputusan diantaranya kesepakatan akan perlunya hadir PGLII di Maluku Utara. Juga disepakati pembentukan Team Inisiator PGLII Malut dengan komposisi Egbert Hoata sebagai ketua, Berthy Timisela sebagai Sekretaris dan Jean Solar sebagai bendahara. Team ini akan diusulkan untuk mendapat surat Mandat dari Ketua Umum PGLII agar dapat mempersiapan acara Pembentukan dan pemilihan pengurus.

Salah satu keputusan sangat penting yang diambil dalam pertemuan ini adalah usulan agar Untuk periode pertama kepengurusan nantinya, pemilihan Ketua umum akan dilakukan dengan cara Undi.

 

Berthy Timisela, Sekretaris team kepada wartawan Syallomnews Mikhael Bale mengatakan segera setelah pembentukan Team Inisiator maka mereka akan langsung menghubungi Ketua Umum PGLII dan meminta surat mandat. Kemudian Team akan mempersiapkan kedatangan Ketua umum ke Tobelo untuk KKR dan sharing Visi tentang PGLII dan setelah itu baru dilakukan Pemilihan Pengurus.

“Tadi kami peserta rapat sudah sepakat. PGLII Maluku utara harus beda dengan yang lain dalam pemilihan Ketua umumnya. Kami akan tawarkan kepada Ketua Umum agar sistim pemilihannya yang Alkitabiah yaitu dengan mengundi. Supaya jangan ada sogok uang atau cara cara politik kotor dalam penentuan pengurus nanti”.

Egbert Hoata (Yayasan Syallom) dan Berthy Timisela (YPPII) Saat memimpin pertemuan

Berthy lebih lanjut mengatakan untuk pertemuan awal pembentukan Team Inisiator tadi yang diundang hanya 7 Gereja dan 5 Lembaga saja.

“Kalau nanti Ketua Umum PGLII datang untuk sharing visi, kami akan undang semua gereja Injili dan Lembaga Injili yang mau bergabung untuk ikut melayani di wadah ini. Sekali lagi, kami semua tadi sudah sepakat Pemilihan Ketua umum nanti dilakukan dengan cara undi untuk periode awal ini. Bila perlu ke depannya juga bisa seperti itu. Supaya jangan ada cara cara politik kotor masuk dalam organisasi gereja khususnya saat pemilihan pengurus”.

Salah satu Team inisiator, Jean Solar menyatakan rasa syukurnya untuk rencana kehadiran PGLII Malut ini.

“Kami dari yayasan sudah tentu bisa diakomodir dalam wadah ini, karena PGLII Khan bukan saja untuk gereja tapi juga lembaga seperti kami bisa bergabung”

Ia berharap agar PGLII Malut ke depan akan lebih mengedepankan transparansi soal keuangan. “Keuangan itu harus dilaporkan secara terbuka dan transparan, bila perlu setiap bulan. Setiap sumbangan baik dari Pemerintah maupun swasta dan gereja wajib hukumnya dilaporkan tertulis setiap bulan. Kalau laporan keuangan tidak jelas, jangan harap PGLII akan mendapat dukungan dari jemaat. Sudah banyak pengalaman organisasi gereja yang buat kegiatan sangat minim kehadiran jemaat. Mungkin karena ketidak percayaan jemaat soal pengelolaan keuangan organisasi itu yang tidak transparan” ujar aktifis gereja yang saat ini sedang mengikuti test Bawaslu Malut ini.

 

Egbert Hoata, inisiator lainnya berharap agar Para pendeta yang akan menjadi ketua, Sekretaris dan Bendahara PGLII Malut nantinya benar benar bisa membawa organisasi ini disegani oleh Pemerintah, masyarakat umum dan juga warga Gereja.

“Kami sudah memulai pembentukannya. Setelah ini nantinya teman teman pendeta yang akan menahkodai lembaga ini. Tolong jaga betul integritas dan moralitas sebagai pemimpin lembaga Kristen ini di Maluku utara” Ujar ketua Yayasan Syallom ini.

Ia berharap agar Wadah ini bisa menjadi mitra pemerintah Maluku Utara yang didegani. “Fokus saja pada program penginjilan. Tidak usah ikut ikut terlibat politik praktis, apalagi mau menerima uang dari politisi yang mau membonceng gereja, Supaya PGLII benar benar menjadi lembaga independen. Sehingga jika ada kebijakan pemerintah yang keliru, PGLII berada di barisan terdepan dalam menegur pemerintah” katanya.

Seperti diketahui  PGLII merupakan Lembaga Gereja Aras Nasional yang berdiri sejak 17 Juli 1971 di Batu, Malang, Jawa Timur. Saat ini PGLII menjadi wadah berhimpun dari kurang lebih 10 juta umat Kristiani dari 93 sinode gereja dan 65 lembaga pelayanan di seluruh wilayah Indonesia.

PGLII salah satu dari 8 lembaga gerejawi aras nasional yaitu: KWI, PGI, PGLII, PGPI, PBI, Bala Keselamatan, Advent, dan Gereja Orthodox yang tergabung dalam Forum Umat Kristiani Indonesia. Sehingga kedudukan PGLII sama sejajar dengan Aras gereja lainnya seperti PGI dll.

“Setelah pembentukan Pengurus PGLII Maluku Utara maka kami akan melakukan audensi dengan Gubernur dan Forkompinda lainnya, termasuk Para Bupati/Walikota di Maluku utara supaya dana Hibah pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota dialokasikan juga buat PGLII. Sebab ini khan Lembaga resmi yang harus didukung Pemerintah ” Kata Berthy menutup percakapan  (ryv7)

By admin