(SN-TOBELO) Memyadari dalam waktu dekat ini, PT Emerald Ferrochromium  Industry (PT EFI) akan beroperasi di Desa Gulo Kec Kao Utara  maka Asosiasi Pengusaha Lingkar Tambang (APLITA) Kao melakukan langkah langkah antisipatif dengan berulang kali mengadakan pertemuan dengan manejemen perusahan pasir besi tersebut.

Sekretaris APLITA Kao, Dominggus Isack Bitjara kepada Syallomnews, Sabtu (20/4) mengatakan bahwa sudah tiga kali APLITA bertemu dengan manejemen PT EFI dengan agenda pertemuan khusus mendesak perusahan tersebut membuat komitmen untuk memberdayakan para pengusaha lokal yang ada di lingkar tambang Kao yang dikordinir APLITA.

“Di Kao ini ada banyak perusahan milik putra asli Kao dari Suku Boeng, Towoliko, Pagu dan Modole jadi seharusnya PT EFI memberi kesempatan pada kami menjadi kontraktor untuk pengadaan barang dan jasa di Gulo. Apalagi Desa Gulo itu masuk tanah adat Boeng” kata Direktur CV Presbiteros Sukses Kao ini.

Sementara itu Ketua Aplita Kao yang juga pemilik CV Berkat Mulia Kao, Pdt Sefnat Pawate mengungkapkan dengan jumlah anggota ada sekitar 30 perusahan anggota Aplita, seharusnya pengadaan barang dan jasa di PT EFI Gulo, yang harus diprioritaskan adalah perusahan milik orang lokal yang terhimpun dalam Aplita.

“Kalau hanya untuk pengerjaan konstruksi dan pengadaan barang serta jasa yang bisa dikerjakan perusahan loka seharusnya mereka PT EFI mendahulukan anggota Aplita Kao. Lain soal kalau pekerjaan itu harus bertekhnologi tinggi dan harus dikerjakan perusahan luar negeri, yah kami persilahkan” katanya.

Sefnat berharap agar pengalaman dengan PT NHM dalam memberdayakan perusahan lokal tidak terulang kembali di PT EFI Gulo.

“Kita tahu selama ini di NHM ada banyak perusahan dari luar Kao yang diberdayakan. Pemilik perusahan itu bukan orang asli Kao. Padahal jelas surat edaran Menteri ESDM mewajibkan perusahan tambang memberdayakan perusahan lokal yang ada di lingkar tambang. Kami tidak ingin kejadian dengan NHM itu akan terjadi di Gulo karena itu kami sejak awal kami bangun komunikasi dengan mereka soal pemberdayaan pengusaha lokal ini”

Hal senada diungkapkan  Pendiri Aplita, Charles Eddy Ngingi. Pemilik CV Pagu Mandiri Kao ini berharap kehadiran PT EFI menjadi era kebangkitan pengusaha Kao yang selama ini seperti dianak tirikan oleh perusahan besar yang bergerak di tanah Kao.

“Kami sudah cukup dibuat susah oleh kebijakan PT NHM selama ini yang selalu menganak tirikan pengusaha asli lingkar tambang. Kita tahulah kalau selama ini yang jadi kontraktor NHM dan orang penting di manejemen justeru orang dari luar dan bukan asli dari Kao. Padahal ada banyak perusahan milik orang Kao. Juga ada banyak putra putri Kao yang sudah berpendidikan tinggi. Jadi karena kami sudah tiga kali ketemu dengan PT EFI maka kami Aplita dan masyarakat adat akan mengawal setiap komitmen yang sudah dibuat” katanya.

Charles Eddy Ngingi menyatakan ketegasannya jika sekiranya PT EFI berperilaku sama dengan cara cara NHM dalam memberdayakan pengusaha lokal Kao, maka bukan tidak mungkin Aplita bersama masyarakat adat akan memboikot aktifitas perusahan itu di Gulo.

Hal itu diamini juga oleh Dominggus Isack Bitjara yang siap menggerakan masyarakat adat mendemo PT EFI sekiranya para pengusaha lokal tidak diberikan peran yang maksimal oleh perusahan itu (ian8)

 

 

 

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *