Ferdy Tuyu S Pd, Ketua DPD MUKI Halmahera Utara
Spread the love

(TOBELO – SN) Dewan Pimpinan Daerah Majelis Umat Kristen Indonesia (DPD MUKI) Halmahera Utara menyatakan keprihatinan yang sangat dalam dan mennyesalkan Panitia Hari Besar Nasional (PHBN) Halmahera Utara dalam menyelenggarakan sejumlah lomba di peringatan Proklamasi tahun ini.

Salah satu yang menjadi sorotan MUKI Halut berdasarkan surat edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halut adalah adalah penyelenggaraan lomba Cakalele dan Tide tide yang dilaksanakan pada Hari Minggu (14/8) Jam 16 00 Wit.

Keprihatinan dan penyesalan itu disampaikan langsung MUKI Halut lewat pernyataan Ketua DPD MUKI Halut Ferdy Tuyu S Pd dalam Pers rilli yang dikirim ke sejumlah media, termasuk Syallomnews Rabu (10/8) malam.

Menurut Ketua MUKI Halut, di daerah yang Mayoritas penduduknya beragama Kristen ini sangatlah tidak bijak jika sebuah event yang diselenggarakan Pemerintah daerah itu dilakukan di Hari Minggu. Hari dimana Umat Kristen yang adalah umat Mayoritas di Halmahera Utara ini mengisinya dengan sejumlah kegiatan Ibadah.

Saat media lokal kurang peduli memuat Berita berita pelayanan Gereja, radio Syallom hadir untuk meliput dan menyiarkan berita berita pelayanan gereja dengan gratis

“MUKI sangat respek dengan perhatian Panitia Hari besar  Nasional yang mau melestarikan seni budaya lokal lewat lomba itu. Tapi kami sangat sesalkan. Waktu penyelenggaraaannya sangat tidak mempertimbangkan kondisi psikologis masyarakat di sini. Halut ini penduduknya mayoritas Kristen. Halut ini tanah Injil.  Kegiatan Gereja di hari Minggu itu tidak saja ibadah Minggu di Jam 09 00 pagi. Tapi dari info yang kami peroleh, justeru masih banyak gereja gereja yang tetap punya kegiatan di Hari Minggu Siang, sore bahkan sampai malam”.

Menurut Ferdy Tuyu, dengan PHBN membuat kegiatan lomba pada Hari Minggu sore itu maka akan membuat banyak jemaat yang jadi peserta lomba tidak akan lagi konsentrasi beribadah atau bahkan meninggalkan kegiatan ibadah di Minggu siang,sore atau malam itu.

Menurutnya, MUKI Halut berharap agar Pemkab Halut janganlah memberi contoh contoh yang buruk seperti itu. Pemkab Halut harus menghargai waktu ibadah Umat Kristen yang adalah umat Mayoritas di daerah ini.

“Kalau di daerah lain, Pemerintahan mereka bisa seenaknya bikin kegiatan di hari Minggu dan kita terpaksa ikut kemauan mereka. Maka hal itu tidak boleh terjadi di daetah tanah Injil ini. Mungkin banyak panitia dan peserta yang harus ikut ibadah di Minggu sore atau malam. Sangat tidak bijak pemilihan waktu ini. Seakan akan pemerintah kita sendiri yang tidak menghargai Hari Ibadah umat Kristen”.

Dalam rillis tersebut, Ketua MUKI Halut berharap waktu lomba Cakalele dan Tide tide yang sudah ditetapkan dapat diubah saja, jangan dilaksanakan di hari Minggu.

“Sebagai Ormas di Halut yang sangat peduli dengan kepentingan Kekeristenan di daerah ini kami tegas menolak waktu penyelenggaraan lomba itu dilaksanakan di Hari Minggu. Itu hari beribadah umat Kristen. MUKI minta, jika Pemkab Halut menghargai eksistensi Ibadah Umat Kristen Halut, segera pindahkan waktunya ke hari lain”

“Jangan sampai ada Umat Kristen yang terpksa tinggalkan ibadah hanya karena  mau ikut lomba. Jika itu terjadi maka kami MUKI Halut takut, murka Tuhan dan kutuk bisa terjadi bukan saja  atas pemimpin daerah ini,  tapi bisa juga menimpa masyarakat Halut yang tidak bersalah. Karena itu sebelum hal itu terjadi, mohon dipertimbangkan waktu lomba cakalele dan Tide tide itu” katanya.

 

Di ahir rillisnya, Ferdy Tuyu mewakili DPD MUKI Halut mengundang tokoh tokoh Kristen, aktifis, Pendeta, Mahasiswa, Pengusaha, Petani, Nelayan, Buruh dan berbagai profesi di daerah ini yang peduli pada kepentingan kekristenan untuk bergabung memperkuat Ormas MUKI Halut dengan menjadi pengurus dan anggota.

“Halut butuh Ormas Kristen yang berani bersuara untuk kepentingan umat seperti hal hal begini. Kalau tidak ada ormas yang peduli seperti MUKI ini, maka ke depan, umat Kristen hanya akan jadi penonton di daerah ini. Kami masih butuh orang Kristen yang berani dan Kritis untuk mempekuat MUKI Halut agar lebih bergigi dan tidak tanggung tanggung bersuara untuk kepentingan Umat di daerah ini. Mari gabung dengan kami”.

Ferdy Tuyu juga berharap dukungan dari Umat Kristen untuk program MUKI Halut yaitu pembangunan Patung Tuhan Yesus dalam ukuran raksasa yang sedang dirancang saat ini. Termasuk juga harapannya agar ada akademisi Kristen dan tokoh Kristen lainnya yang didorong mengisi Komisioner Bawaslu dan KPUD Halut. Ia bilang lebih lanjut “ Kader Gereja di Halut yang bergelat Doktor itu ada sekitar 15 an orang, itu disiplin ilmu umum. Kalau ditambah lagi dengan Doktor Theologia, ada sekitar 20an Doktor kader Gereja. Masa sih untuk menduduki Komisioner bawaslu Halut dan KPUD kog tidak ada yang bisa ? Perekrutan Bawaslu dan KPUD Halut kali ini, kami MUKI Halut akan kawal”

“Bahkan, sekalipun MUKI ini tidak bergerak dalam bidang Politik tapi kami juga akan membuat seminar seminar untuk umat tentang figur Yoshua yang akan menerima tongkat Musa dalam Pentas Politik 2024 nanti. MUKI Halut akan memberikan pendidikan politik kepada umat agar memilih pemimpin daerah ke depan yang sesuai standar Firman Tuhan” kata Ferdy di ahir rillisnya (mkh11)

 

By admin