(TOBELO – SN) Tingginya kasus kekerasan seksual anak di Halmahera utara yang terjadi dalam beberapa tahun terahir ini membuat keprihatinan sejumlah pihak. Salah satu diantaranya adalah Kejaksaan negeri (Kejari) Halmahera utara.
Meencermati kondisi tersebut, Kejari Halmahera utara hari ini Rabu (27/8) akan mengadakan sosialisasi tentang kekerasan seksual anak melalui talkshow radio untuk menjangkau masyarakat luas di Halmahera utara dan kabupaten di sekitarnya.
Menurut staf Inteljen kejari Halmahera utara Ridho Budaya Seprianto SH, acara sosialisasi ini bertujuan memberi edukasi Kepada masyarakat agar tahu apa itu kekerasan seksual anak dan dampak hukumnya pada pelaku

“Kami dari Kejaksaan negeri Halmahera utara berharap dengan adanya sosialisasi tentang kekerasan seksual anak ini, akan muncul kesadaraan di kalangan masyarakat Halmahera utara supaya semakin berkurang kejadian kekerasan seksual anak di daerah ini. Bila perlu terhenti sama sekali kejadian kejadian seperti ini yang memang harus diakui sangat tinggi” katanya melalui saambungan telpon.
Ia memberi penjelasan jika nanti yang akan menjadi narasumber adalah Kepala seksi pidana umum (Kasipidum) Kejari Halut Dewi Athira Akhsan SM MH.
“Narasumber selama 60 menit nanti akan menjelaskan tentang apa itu kekerasan seksual anak dan akibat hukumnya. Supaya masyarakat Halmahera utara paham dan kami berharap kejadian kekerasan seksual anak akan menurun, bila perlu terhenti sama sekali di daerah ini” katanya
Sedangkan direktur radio Syallom, Egbert Hoata SH memberi apresiasi Kepada kejari Halut dengan upaya sosialisasi seperti ini, apalagi tentang kekerasaan seksual anak yang sngat tinggi di Halmahera utara.
“Sosialisasi instansi melalui radio Syallom sangat tepat sekali. Sebab jangkauan siaran kami ini bisa menjangkau ke daerah pelosok. Bahkan orang orang di kebun pun bisa mendengar siaran radio kami. Sehingga ada banyak masyarakat di dessa desa yang tahu tentang kekerasan seksual anak ini”
Ia lebih lanjut menjelaskan 2 hasil survey yang beberapa waktu lalu dipublis secara nasional tentang pengguna internet di Maluku utara dan survey pendengar radio.
“Survey Pusat statistik nasional tentang pengguna internet di Maluku utara itu hanya 34% dan menjadi propinsi ketiga terbawah di Indonessia yang menggunakan interet. Jadi sosialisasi lewat media sosial atau interenet itu sebenarnya tak terlalu efektif”
Ia justeru memberi gambaran kalau hasil survey Persatuan radio siaran Swasta nasional ahir tahun lalu menunjukan bukti jika masih ada 78% masyarakat Indonesia yang mendengar radio menggunakan radio receiver, bukan dengar radio pakai inetrnet.
Egbert Hoata yang juga adalah direktur Lembaga Bantuan Hukum Rakyat Halmahera utara saangat berterima kasih Kepada Kepala kejaksaan negeri Halut yang membuat program sosialisasi ini lewat radio agar menjangkau lebih banyak masyarakat.
“Kasus kekerasan seksual anak yang jadi kasus terbanyak kami tangani selama ini. semoga acara ini membawa pencerahan pada masyarakat” ujarnya (nsw3)