Penatua Oktowisno Dobiki SH MH foto bersama isteri tercinta sesaat setelah menjalankan tugasnya sebagai penatua di Gereja GPIB Tanggerang
Spread the love

(TOBELO-SN) Tanggal 6 Juni nanti, Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH) akan merayakan hari Ulang Tahunnya yang ke 74. Sejumlah orang Halmahera yang saat ini merantau di berbagai tempat dan pernah dibina dan dilayani oleh GMIH tak lupa menyampaikan doa dan harapannya.

Pengacara sukses asal Tobelo yang cukup lama terbina dalam pelayanan GMIH di masa lalu, Oktowisno Dobiki SH MH kepada Syallomnews lewat Whatshap Sabtu (3/6) malam secara khusus menyampaikan ucapan selamat dan doa serta harapannya.

“Sebagai seorang yang pernah mendapatkan pelayanan dari GMIH sejak lahir hingga SMA di Tobelo, saya Oktowisno Dobiki dan keluarga sampaikan ucapan selamat Ulang tahun kepada GMIH yang sudah pernah membina dan melayani saya dan keluarga besar. Saya tidak bisa bayangkan, kalau dulu saya tidak terbina dalam wadah GMIH mungkin saya tidak tahu seperti apa saya sekarang ini. Terima kasih Gereja GMIH dan selamat ulang tahun ke 74” katanya.

Menjalankan tugas sebagai pengacara di Ibukota dengan tetap menjadikan prinsip Firman Tuhan sebagai pedoman

Wisno mengatakan usia 74 tahun bukan usia yang masih belia tapi itu usia pelayanan yang sudah sangat matang sehingga ia berharap ke depannya GMIH akan menjadi semakin lebih baik dan meningkat kualitas pelayanannya.

 

“Saya dan keluarga doakan semoga di usia yang ke 74 ini, GMIH akan semakin menjadi berkat bukan saja bagi jemaatnya tapi juga bagi masyarakat yang ada di Halmahera dan pulau pulau di sekitarnya. Para Hamba Tuhan dan majelis jemaat GMIH semakin diperlengkapi menjadi semakin berkualitas pelayanannya hari hari ke depan”

Mengenai dualisme GMIH yang sedang terjadi saat ini, Pengacara asal Wosia Tobelo ini berharap hal hal perbedaan tidak perlu diperlebar. Tetapi semua pihak lebih mengedepankan persamaan yang ada saja dan meminimalisir terciptanya konflik baru.

“Kami orang orang yang tinggal di rantau yang pernah dilayani GMIH waktu lalu, hanya bisa mendoakan semoga GMIH bisa jadi satu kembali seperti saat kami masih tinggal di Tobelo dulu. Kiranya Tuhan mendengar doa doa kami ini. Sebab jika GMIH satu, maka gereja ini akan diperhitungkan dalam pengambilan kebijakan regional sebab ada ratusaan ribu warga GMIH di Maluku Utara.  Bahkan saya yakin, jabatan publik pun akan menjadi tawaran bagi warga GMIH yang punya kualifikasi itu”

Di ahir pernyataanya, Oktowisno sangat bersyukur pada Tuhan sebab ia sempat dibina dan dilayani oleh GMIH selama belasan tahun hingga akhirnya ia bisa berkarir sebagai pengacara yang sukses di Jawa. bahkan yang lebih dari itu berkat pembinaan dini di GMIH, saat ini Oktowisno sudah 5 periode menjadi Majelis Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Jakarta dan Tanggerang.

Bersama isteri dan tiga anak tercinta, keluarga harmonis yang dibangun di atas dasar Kasih Kristus

“Nilai nilai rohani yang sejak dini saya dapatkan di GMIH di Tobelo waktu itu sangat membentuk kerohanian saya sebagai modal dalam berkarir dan membangun rumah tangga hingga saat ini. Keterlibatan sebagai pengurus Pemuda GMIH di masa lalu begitu memotivasi saya hingga saat ini untuk terus melayani Tuhan sampai akhir hayat. Trima kasih banyak GMIH untuk jasamu pada saya sekeluarga” ujar pria kelahiran 1969 ini.

By admin