(TOBELO – SN) Kasus pengeroyokan disertai penganiyaan terhadap Pdt Herson Panggilawang (46 tahun) yang terjadi di Kantor desa Persiapan Mahuri / Kusuri Kec Tobelo barat hari Sabtu 7 September jam 12 00 siang, didesak oleh Penasehat Hukum korban dari LBH Rakyat Halut, agar para pelaku segera ditangkap dan diproses hukum segera
Hal itu disampaikan oleh Juru bicara LBH Rakyat Halut, Bartholomeus Londo SH kepada awak media, Minggu (15/9) siang di kantor LBH Rakyat Halut Desa wari Tobelo.
Pdt Hesron Panggilawang, Pendeta Gereja Allah Peduli Indonesia Desa Kusuri Kec Tobelo barat korban pengeroyokan dan penganiyaan
“Laporan Polisi sudah kami buat seminggu lalu atas pengeroyokan yang dialami oleh Pendeta dari Gereja Allah Peduli Indonesia (GAPI) ini. Kami harap setelah korban diperiksa hari selasa nanti, polisi segera menangkap para pelaku dan menyeret mereka ke meja hijau untuk dihukum seberat beratnya” kata Bartholomeus dengan tegas.
Ia dan LBH Rakyat Halut sebagai penaehat hukum korban tidak mau kasus ini akan membesar dan berdampak luas pada masyarakat. “Pak Pendeta ini khan ada punya sekitar 10 kepala keluarga yang adalah anggota jemaatnya. Kalau mereka tidak terima penganiyaan ini dan bertindak sendiri, bisa berdmpak pada persoalan yang lebih membesar” katanya.
Kasus penganiyaan Pdt Hesron ini diawali dengan adanya keberatan yang bersangkutan kepada sejumlah masyarakat yang melewati tanah miliknya yang sering menyebabkan sejumlah tanaman di kebunnya itu alami kerusakan. Ia sudah berulangkali memperingatkan kepada mereka supaya lebih hati hati. Tapi nyatanya hal itu masih sering terjadi. Padahal yanah yang dilalui masyarakt itu adalah tanah bersertifikat atas nama Pdt Hesron. Pendeta ini tetap mengijinkan masyarakat siapa saja bisa melewati tanahnya itu asal menjaga jangan sampai tanamannya rusak karena kendaraan yang dipakai masyarakt.
“Saat itulah diminta penyelesaian masalah tersebut di hadapan pejabat kepala desa Mahuri dan dilakukan di kantor desa. Tapi sayangnya justeru dalam pertemuan tersebut, Pdt Hesron mengalami penganiyaan yang dilakukan leskitar 11 orang. Ini menyebabkan hamba Tuhan ini mengalami luka lebam dan berdarah serta sudah divisum di Rumah sakit”
Bartholomus Londo juga menyesalkan, kejadian tersebut terjadi di kantor desa dan disaksikan oleh pejabat kepala desa dan juga Babinsa. Tapi tak ada upaya menolong pendeta ini.
“Kami akan mlaporkan Babinsa ini ke Dandim Tobelo yang baru dan juga ke Danramil Tobelo. Juga untuk pejabat kepala desa persiapan Mahuri, kami akan laprokan ke Kepala Dinas pemberdayaan masyarakt desa Halut agar diberhentikan. Sebab mereka tidak bersikap netral dan memihak. Malah sepertinya mereka membiarkan para pelaku melakukan peenganiyaan itu” ujarnya.
Juru bicara LBH Rakyat Halut Bartholomeus Londo SH
Pengurus LBH Rakyat Halut akan mendampingi Pdt Hesron Paanggilawan hari selasa Lusa dan tetap mendesak kepada Polres Halut untuk segera menangkap para pelakunya (des3)