Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina secara tidak langsung memberikan manfaat yang besar bagi Amerika Serikat (AS). Hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti melemahnya ekonomi dan militer Rusia, Amerika mendapat sekutu baru, serta Amerika Serikat dapat menguji kualitas senjatanya dalam pertempuran nyata tanpa harus berperang secara langsung.
Pada tanggal 24 Februari 2022, Rusia melancarkan invasi yang diberi nama special military operation atau operasi militer khususterhadap negara tetangganya yaitu Ukraina. Serangan awal terjadi pada beberapa kota termasuk Kyiv, Odessa, Kharkiv, dan Mariupol. Alasan dibalik invasi yang dilakukan Rusia kepada Ukraina adalah karena Rusia tidak ingin tetangganya itu berpihak kepada Barat dan Amerika. Sebelum Rusia menginvasi Ukraina, negara tersebut menunjukkan ketertarikannya untuk bergabung dengan organisasi pertahanan negara-negara Barat yaitu North Atlantic Treaty Organization atau NATO. Rusia merasa tidak senang jika negara pecahan dari Uni Soviet menjalin hubungan yang erat dengan Barat, apalagi sampai bergabung dengan NATO. Rusia khawatir jika Ukraina bergabung dengan NATO maka NATO dan Amerika Serikat akan menempatkan pasukan dan sejumlah alat perang di Ukraina yang mana dapat mengancam keamanan Rusia.
Serangan yang dilakukan Rusia itu mendapat perhatian dunia internasional dan mengundang simpati negara-negara terhadap Ukraina, terlebih negara-negara dari Barat. Berbagai bantuan kemanusiaan dan militer pun digelontorkan kepada Ukraina pada awal invasi, tak terkecuali Amerika Serikat. Pada awal invasi Amerika Serikat hanya memberikan bantuan berupa peralatan perang yang bersifat defensif, hal ini dikarenakan ancaman Rusia bagi negara mana pun yang memasok senjata yang dapat menyerang atau membahayakan pasukan maupun wilayah Rusia. Namun seiring berjalannya waktu, Amerika Serikat mulai berani untuk memasok persenjataan yang bersifat ofensif. Hingga Desember 2023, Amerika Serikat telah memasok bantuan persenjataan kepada Ukraina berupa 39 Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) dan amunisi, 31 tank Abrams, 20 helikopter Mi-17 dan masih banyak alutsista lainnya.
Bantuan yang diberikan AS kepada Ukraina ini tidak terlepas dari kepentingan nasionalnya di Eropa Timur. Nuechterlein menjabarkan kepentingan nasional dalam beberapa bidang yaitu:
- Kepentingan Pertahanan (Defense Interest)
- Kepentingan Ekonomi (Economic Interest)
- Kepentingan Tatanan Dunia (World Order Interest)
- Kepentingan Ideologi (Ideological Interest)
Berdasarkan teori Nuechterlin tersebut, dapat dilihat keuntungan yang didapatkan Amerika Serikat dalam perang Rusia-Ukraina untuk kepentingan nasionalnya adalah sebagai berikut:
- Dalam Bidang Pertahanan
Amerika serikat dapat menguji kemampuan dan kualitas alutsista militernya di medan peperangan tanpa harus ikut berperang secara langsung. Tentu menjadi sebuah keuntungan bagi Amerika Serikat karena dapat membuktikan kualitas senjatanya tanpa harus mengorbankan tentaranya. Di samping itu, dalam perang ini, kekuatan militer negara Rusia berkurang karena banyaknya korban dari pihaknya. Mengutip dari majalah New York Times, jumlah korban dari pihak Rusia mendekati 300 ribu orang, termasuk 60 ribu yang tewas dan 170 ribu hingga 180 orang mengalami luka-luka. Secara tidak langsung, ini menguntungkan Amerika Serikat karena rivalnya dalam hal kekuatan militer mengalami penurunan jumlah pasukan dan kehilangan sejumlah alutsista perang seperti tank, artileri, pesawat tempur, kapal perang dan yang paling ditakuti yaitu rudal-rudal balistik.
- Dalam Bidang Ekonomi
Penjualan senjata AS kepada NATO mengalami peningkatan hampir dua kali lipat pada tahun 2022 akibat dari invasi Rusia ke Ukraina. Penjualan senjata Amerika Serikat mencapai $28 miliar dari tahun sebelumnya yang hanya menyentuh angka $15,5 miliar. Hal ini terjadi karena kredibilitas senjata Amerika Serikat yang sudah terbukti (Battle Proven). Sedangkan rivalnya yaitu Rusia sendiri mengalami penyusutan ekonomi sebesar 2,1% pada 2022. Sanksi dari Uni Eropa dan Amerika Serikat membuat industri pertahanan Rusia kesusahan dalam memproduksi senjata karena komponen-komponen penting pembuatan senjata yang berteknologi canggih berasal dari barat, dan tentunya hal ini berpengaaruh bagi perekonomian Rusia. Embargo minyak juga dilakukan Uni Eropaa terhadap Rusia yang tentu saja memengaruhi pendapatan ekspor Rusia.
- Dalam Bidang Tatanan Dunia
Invasi Rusia ke Ukraina memicu ketakutan bagi negara lain karena khawatir akan mengalami nasib serupa dengan Ukraina sehingga membuat mereka mendekat ke barat, terutama negara yang bertetangga dengan Rusia. Sebagai contoh, dua negara Nordik yaitu Swedia dan Finlandia yang dikenal sebagai negara netral selama puluhan tahun, tiba-tiba berbalik arah dan mengajukan diri untuk bergabung dengan NATO. Hal ini membuat pengaruh AS makin menguat di Eropa, negara-negara di Eropa mulai melihat Amerika Serikat dapat dijadikan mitra yang dapat diandalkan dibandingkan dengan Rusia yang sewaktu-waktu dapat melakukan invasi ketika terjadi perbedaan kepentingan. Hal ini terlihat dari kebijakan beberapa negara di Eropa Timur yang mulai mengurangi alutsista militer buatan Uni Soviet dan mulai beralih kepada alutsista buatan Amerika Serikat.
- Dalam Bidang Ideologi
Eropa Timur perlahan-lahan mengurangi ketergantungan terhadap Rusia dan memercayai AS sebagai sekutu. Hal ini sejalan dengan keinginan Amerika Serikat untuk membangun kebebasan berdemokrasi dan menciptakan tatanan internasional yang liberal daripada pemerintah yang otoriter.
Invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 secara tidak langsung memberikan manfaat yang cukup besar bagi Amerika Serikat dalam berbagai bidang. Berdasarkan konsep kepentingan nasional menurut Nuechterlein, dapat melihat manfaat perang Rusia-Ukraina pada kepentingan nasional Amerika Serikat dalam bidang Pertahanan, Ekonomi, Tatanan Dunia, dan Ideologi. Tanpa ikut berperang Amerika Serikat bisa melemahkan militer dan ekonomi dari sainganya yaitu Rusia, Amerika Serikat juga bisa memamerkan kualitas alutsista militernya terhadap dunia internasional sehingga menarik minat pembeli negara dari negara lain yang tentu saja berdampak untuk ekonomi AS. Amerika Serikat juga mendapatkan sekutu baru dari Eropa seperti Swedia dan Finlandia, selain itu setelah peristiwa ini, hubungan Amerika Serikat dengan sekutunya menjadi makin erat, makin banyak kerja sama militer dan jual beli senjata yang terjadi. Selain itu, negara-negara di Eropa Timur mulai untuk beralih ke Amerika dan mengurangi ketergantungan terhadap Rusia.