(SN-TOBELO) Dewan Pimpinan Wilayah Majelis Umat Kristen Indonesia (DPW MUKI) Maluku Utara telah menerima SK Kepengurusan periode 2019 – 2024 dari DPP MUKI awal April 2019. Menindaklanjuti SK tersebut, Jumat (26/4) bertempat di kediaman Ketua DPW MUKI Malut Desa Wari Tobelo dilangsungkan rapat perdana DPW MUKI Malut yang dihadiri 15 orang dari 23 Pengurus yang ada. 8 Pengurus tidak bisa hadir karena berdomisili di  Halmahera timur dan Halmahera Barat.

Dalam rapat yang berlangsung kurang lebih 3 jam tersebut, selain dibicarakan program kerja MUKI Malut, juga didiskusikan keadaan Tobelo yang dulunya masyarakat Kristiani hidup dengan sangat kental nilai Injil, sekarang ini sudah mulai tergerus dengan adanya pengaruh modernisasi dan budaya para masyarakat pendatang yang sangat banyak dalam 10 tahun terahir ini.

Oleh karena itu, Rapat DPW MUKI Malut ini berhasil mengeluarkan putusan penting.  Keinginan kerjasama MUKI dengan gereja gereja di Tobelo agar berusaha mengembalikan fakta sejarah bahwa Tobelo itu kota Injil dengan nilai nilai Kristiani yang hidup sudah sejak lama dan harus terus dipelihara oleh generasi Kristen saat ini.

“Kita tidak bisa pungkiri bahwa di Tobelo ini sudah seratusan tahun ada berdiri Rumah sakit Kristen. Di Tobelo ini ada Kantor Sinode terbesar di Maluku utara. Umat Kristen adalah agama Mayoritas di Halmahera utara dengan ibukotanya di Tobelo. Jadi kami dari MUKI berpandangan hal ini harus dipertahankan. Sekalipun saat ini serbuan para pendatang sangat banyak.

“Padahal dulu kalau kita ingat di Tobelo ini, tidak ada orang yang berani keluar rumah kalau ia tidak ke Gereja di Hari Minggu. . Tidak ada orang berani berjualan di pasar pasar pada Hari Minggu. Hari Minggu itu hari ibadah. Tapi keadaan itu sudah jauh berubah dengan hadirnya pendatang dari berbagai daerah mulai gencar datang dan tinggal di Kota ini” kata Egbert Hoata, Ketua MUKI Maluku utara selesai rapat.

Ia mengakui bahwa sebagai kota yang berkembang, memang Tobelo akan diserbu oleh banyak orang untuk mencari kehidupan di sini secara halal. “Hal itu tidak salah sebab semua warga Negara Indonesia berhak tinggal di daerah manapun tanpa bisa orang lain melarangnya. Termasuk di Tobelo. Tapi khan sayang kalau budaya dan nilai tragdsi Kristiani di Tobelo yang sudah ada ratusaan tahun lalu jadi hilang karena kehadiran mereka dengan budaya baru “

Ia juga prihatin melihat kenyataan yang ada saat ini. Dimana pada hari Minggu itu sudah seperti hari biasa saja. “Ini jauh berbeda dengan puluhan tahun lalu dimana orang masih sangat menghormati hari ibadah di Hari Minggu” katanya. Sembari mengatakan bahwa MUKI akan mengeluarkan seruan seruan kepada umat Kristen di daerah ini. Termasuk menghimbau untuk menghentikan aktifitas minum minuman keras, terlebih lagi di Hari ibadah.

Hal senada diungkapkan oleh sekretaris DPW MUKI Malut, Tirta Irano Meyer. Pria yang berasal dari GMIH ini sangat menyayangkan jika dalam sepuluh tahun terahir ini nuansa Kristiani di kota Tobelo sudah mulai berangsur angsur hilang.

“Saat Paskah sudah kurang sekali orang memasang salib di Jalan jalan. Pembuatan Taman paskah sepertinya sudah mulai ditinggalkan. Sedangkan waktu Desember, hanya satu dua desa saja yang memasang pohom natal di jalan jalan. Padahal tradisi itu sudah puluhan tahun di pelihara umat Kristen di Halmahera ini. Kota Tobelo dalam 4-5 tahun terahir ini sudah seperti hilang nuansa perayaan hari besar gerejawi. Padahal faktanya, Tobelo ini mayoritas penduduknya beragama Kristen” ungkap Tirta panjang lebar.

Olehnya itu, Tirta sangat yakin program kerja MUKI Malut dan MUKI Halut ke depan untuk membuat lomba Pohon Natal tercantik antara Desa se Halut dan pembuatan Pohon Natal tertinggi di pusat Kota Tobelo akan memperindah dan mempercantik Tobelo menyambut Natal 2019.

“Kami akan menghimbau di Gereja gereja mulai Tgl 1 Desember itu, setiap pagi dan sore selalu memutarkan lagu lagu Natal secara terus menerus, sehingga tahun 2019 ini natal di Kota Tobelo benar benar terasa sebagai daerah dengan kantong penganut Kristen yang mayoritas” ujar Pria asal Duma ini.

Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh bendahara DPW MUKI Pdt Jeffry Gandasuli. Keprihatinan akan semakin pudarnya nilai nilai Kristiani dalam kehidupan bermasyarakat di Halmahera utara dan kota Tobelo dalam beberapa tahun terahir ini membuat MUKI sebagai Ormas Kristen harus mencari solusinya.

Pendeta muda dari Gereja GSJA Isa Almasih ini bersyukur sebab rapat perdana MUKI sudah memutuskan untuk menggagas pembentukan panitia pembangunan Patung Tuhan Yesus Memberkati di Kota Tobelo ini.

“Toraja, Tomohon, Papua itu daerah mayoritas Kristen dan mereka bisa membangun sebuah patung sebagai ciri khas daerah itu. Bukan soal sembah patung. Tidak sama sekali. Ini hanya sebuah simbol bahwa daerah Halmahera utara dan kota Tobelo adalah daerah yang diberkati oleh Tuhan Yesus. Malah ke depan bisa juga jadi tujuan wisata religius bagi wisatawan yang datang ke Halmahera utara ini” katanya.

Pdt Jeffry berharap di masa mendatang nanti jika ada orang orang dari luar daerah akan datang di Tobelo, yang pertama mereka lihat baik dari laut, udara dan darat adalah patung Tuhan Yesus memberkati itu. Sehingga mereka yang datang di Tobelo akan diberkati secara nyata juga oleh Tuhan, sebagai tanah yang penuh susu dan madu.

Ia berharap jika nanti dalam pembentukan panitia, semua warga Gereja, pengusaha, Politisi, pejabat dan semua komponen umat Kristen se Maluku utara bisa terlibat di dalamnya.

“Ini bukan milik MUKI tapi milik umat Kristen sebagai simbol dan ciri bahwa Tobelo ini sudah sejak dahulu kala menjadi daerah tanah Injil dan kita anak cucu yang ada di daerah ini akan tetap memeliharanya sampai kapanpun. Pembangunan Patung Tuhan Yesus memberkati itu akan menjadi salah satu bukti bahwa Tobelo masih tetap memelihara nilai nilai Kristiani  dengan sangat kuat. Sekalipun para pendatang dari suku lain sudah mulai banyak di daerah ini”

Ia berharap Panitia yang akan dibentuk nanti dapat menyiapkan tanah di ketinggian atau di pulau depan Tobelo, supaya Patung Tuhan Yesus memberkati itu benar benar terlihat jelas.

“Mungkin kita tidak akan membuatnya yang paling tertinggi. Tetapi setidaknya patung itu dapat terlihat secara jelas saat orang di pesawat di atas Tobelo atau saat kapal baru mau masuk pelabuhan Tobelo”

Pdt Jeffry sangat yakin program ini akan sangat didukung oleh Para pengusaha, Politisi, pejabat daerah, Gereja gereja dan seluruh umat Kristen di Maluku utara.

“Sekali lagi kami tegaskan, program ini bukan untuk kepentingan Ormas MUKI. Kami hanya menghimpun dan mewujudkan keinginan banyak umat Kristan untuk pembangunan patung Tuhan Yesus di Tobelo. Jika sudah ada maka itu akan menjadi milik umat Kristen sampai ke anak cucu kita. Malah kalau bisa juga itu  dikelola untuk wisata religi oleh Pemkab Halut. Sangat menguntungkan khan ? “ Tanya Pris berkaca mata ini.

Wakil Ketua bidang Politik DPW MUKI Malut, Lasan Silverius memberi apresiasi untuk kehadiran MUKI di Maluku utara dan juga hasil Rapat perdana Jumat (26/4) lalu.

Ia beharap program MUKI Malut dalam pengkaderan warga Gereja di Bidang Politik juga bisa berjalan lancar.

“Ke depan kami akan siapkan kader kader Gereja yang berminat jadi Anggota Panwas dan KPU baik di propinsi dan kabupaten kabupaten di Malut ini. Kami sangat prihatin dalam perekrutan baik KPU dan Panwas selama ini yang minim sekali mengakomodir Kader Gereja. Apakah kemampuan kami terbatas atau ada faktor lain” katanya tegas.

Mengenai PILKADA di sejumlah Kabupaten di Maluku utara tahun 2020 mendatang, Lasan sampaikan bahwa MUKI Di seluruh Kabupaten/Kota akan berperan aktif mengedukasi warga gereja supaya memilih pemimpin daerah yang berasal dari Kader Gereja dan komitmen kuat untuk kepentingan gereja selain untuk masyarakat umum.

“Dalam waktu dekat kami MUKI Maluku utara akan membentuk team kecil untuk mengevaluasi hasil PILKADA di sejumlah Kabupaten/Kota selama ini. Bagaimana signifikansi suara calon  wakil dalam mendongkrak suara sepanjang 3 kali pilkada yang sudah dilakukan. Dari hasil evaluasi itu baru MUKI akan keluarkan pandangan dan pikiran mengenai calon kepala daerah, khususnya di daerah kantong Kristiani”. Ujar Politisi nasionalis yang dikenal sangat kristis dan berani dalam menyuarakan kepentingan umat Kristen selama ini.

Mengahiri percakapan dengan Syallomnews, Ketua MUKI Maluku utara Egbert Hoata mengatakan bahwa Rapat perdana itu juga menyepakati sejumlah rekomendasi MUKI Malut kepada Pemprov Maluku utara menyangkut kebijakan mereka selama ini.

“Nanti kami akan rillis sikap MUKI Malut ke Publik biar umat Kristen tahu bahwa MUKI Maluku utara hadir bukan sebagai ormas abal abal yang takut menyuarakan suara kenabian. Tapi kami akan bicara kristis menyangkut kepentingan umat Kristen di Maluku utara. Nanti anda akan lihat. MUKI akan beda dengan Ormas ormas yang selama ini selalu pake label Kristen tapi tidak berani menyuarakan kepentingan Kristen di daerah ini” Kata Pria yang berprofesi sebagai pengacara ini (iko9)

 

 

 

 

 

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *