Benigno Aquino adalah calon presiden Filipina tahun 1986. Survey yang dilakukan oleh sejumlah media massa menggambarkan jika benigno Aquino akan menang dalam Pemilihan Presiden. Sejumlah calon Presiden lainnya mulai ketakutan menghadapi Pemilihan Presiden waktu itu, termasuk presiden yang sedang berkuasa Ferdinan Marcos.
Dukungan rakyat Filipina waktu itu tak terbendung kepada benigno Aquino. Lawan lawan politik kebingungan bagaimana caranya untuk bisa melumpuhkan Pria rendah hati yang sangat mengasihi rakyat miskin di Filipina saat itu.

Cara satu satunya agar Benigno Aquino tak menjadi Presiden Filipina adalah dengan melakukan cara cara tak berkeprimaanusiaan yaitu menghabisi nyawanya.
Saat ia pulang dari luar negeri 21 Agustus 1985, ia dibunuh oleh orang suruhan pesaingnya dengan tembakan saat menginjakan kakinya di bandara Manila.
Masyarakat Fiilipina bersedih dan marah serta mendorong isteri almarhum, Corazon Aquino menggantikan suaminya sebagai calon presiden saat itu. Dan Corazon bersedia melanjutkan perjuangan almarhum suaminya yang sudah terputus.
Saat pemilihan presiden Filipina tahun 1986, semua rakyat Filipina menyampaikan rasa simpatinya pada almarhum Benigno Aquino dengan memilih Corazon Aquino sebagai Presiden Filipina waktu itu. Corazon Aquino menang mutlak dengan perbedaan suara yang sangat jauh bedanya dengan Presiden Flipina yang berkuasa saat itu Ferdinan Marcos.

Sudah menjadi sebuah realita dalam kehidupan masyarakat. Rasa simpatik terhadap orang baik yang disolimi dan dianiaya akan diberikan kepada pengganti orang itu, entah itu isteri atau anaknya. Itu sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Kita lihat saja nanti.
(Foto kiri Benigno Aquino, dan foto kanan Corazon Aquino)