(TOBELO – SN) Dewan Pimpinan Wilayah wilayah Majelis Umat Kristen Indonesia (DPW MUKI) Maluku Utara mengecam keras keberadaan Wahana Permainan Rumah Hantu / Kuntilanak yang baru dibuka di kota Tobelo, yang letaknya bersebelahan dengan bangunan Gereja GBI Yesus itu Tuhan.
Ketua DPW MUKI Maluku Utara, Pdt Egbert Hoata kepada Syallomnews Sabtu (4/11) sangat berkeberatan dengan keberadaan Wahana permainan yang baru dibuka tanggal 1 nopember ini.
Menurutnya, ijin yang diberikan pemerintah daerah atas keberadaan Wahana permainan ini di samping Gereja sangat tidak masuk akal.
“Di samping bangunan itu ada Gereja yang namanya GBI Yesus Itu Tuhan. Lalu disampingnya ada Wahana Rumah Hantu/Kuntilanak. Jelas ini sangat menciderai perasaan Umat Kristen di daerah ini sebagai umat mayoritas. Lagipula Tobelo ini sudah sejak dahulu kala disebut tanah Injil. Kog ada Wahana dengan nama Rumah Hantu? Sekalipun itu hanya sebuah tempat permainan tapi dengan diberi ijin beroperasi di samping Gereja, itu hal yang sangat keliru” kata ketua MUKI yang juga pengacara ini.
Egbert Hoata pertanyaan apakah pemberian ijin Wahana Rumah Hantu ini diberikan pemerintah setelah ada ijin dari tetangga tidak.
“Setahu kami regulasi mengatur harus ada persetujuan dari tetangga. Kalau tidak ada persetujuan tetangga, bangunan itu tidak bisa beroperasi” tegasnya.
Lebih lanjut ia jelaskan “Kami Umat Kristen tidak takut dengan Hantu dan kuntilanak, sebab pekerjaan kami setiap hari adalah mengusir setan. Jadi setan, Hantu dan Kuntilanak akan lari jika bertemu orang orang Kristen di Tobelo. Tapi yang jadi keberatan kami adalah letaknya yang ada di samping Gereja. Silahkan yang punya usaha bikin usahanya di tengah hutan atau di dekat tempat prostitusi. Biar setan ketemu Hantu dan kuntilanak saja sekalian. Jangan di dekat tempat Rumah ibadah kami”

Saat ditanya tentang langkah yang akan diambil MUKI Maluku Utara dalam menyelesaikan masalah ini, Pdt Egbert Hoata menjelaskan lebih lanjut.
“Sekarang ini sudah muncul keresahan di kalangan Hamba Tuhan dan jemaat jemaat yang ada di Tobelo dengan kehadiran Wahana permainan ini. Coba baca steatmen mereka di media sosial. Jadi minggu nanti kami dari MUKI akan menemui Kepala Dinas Perijinan dan Kepala Dinas PUPR Halut untuk pertanyakan, mengapa wahana itu bisa beroperasi di samping rumah ibadah umat Kristen ? Apakah perijinan mereka sudah sesuai prosedur ? Jika hal itu tidak sesuai prosedur maka kami MUKI Maluku utara minta agar wahana itu segera ditutup segera” ujarnya regas.
Ia yakin rekan rekan dari DPD MUKI Halmahera utara sudah siap untuk menghimpun kekuatan umat Kristen di Halmahera utara untuk melakukan aksi unjuk rasa jika wahana itu tetap berdiri di samping Gedung Gereja.
“Kami sudah berkordinasi dengan DPD MUKI Halmahera utara yang sudah menyatakan siap mengorganisir lembaga lembaga Kristen dan jemaat dari Gereja gereja di Halmahera utara untuk melakukan unjuk rasa di lokasi wahana tersebut jika pengoperasian tempat itu melanggar prosedur”
“Kami berharap ormas Kristen yang ada di Halmahera utara dan gereja gereja harus bersikap menyikapi soal ini. Ini masalah serius dan tidak bisa dibiarkan sebab kita harus pahami jika Tobelo ini tanah Injil sejak dahulu. Bukan tempat memperomosikan Hantu dan kuntilanak”.
Ia berharap pimpinan Gereja di Halmahera utara untuk menghimbau warganya agar menghindari datang ke tempat itu.
“Karena kita mayoritas jadi jika pimpinan gereja sudah himbau jemaatnya untuk jangan datangi tempat itu, maka serta merta wahana itu akan kehabisan pengunjung dan akan tutup dngan sendirinya” katanya (mku8)