(TOBELO – SN) Banyaknya jemaat kepada PGIW sudah saatnya gerakan oikoumene gereja-gereja menyentuh warga Jemaat di desa-desa di Maluku Utara. Harapan itu terkait dengan pertumbuhan denominasi gereja di Maluku Utara semakin marak seiring dengan otonomi daerah.

Sebagai tindaklanjut dari suara dari lapangan tersebut maka PGIW Maluku Utara mencoba menggemakan gerakan oikoumene gereja-gereja di Indonesia itu pada Bulan Oikoumene 2024 ini dengan menyelenggarakan Syukur HUT ke-74 PGI itu di Kabupaten Halmahera Utara dan mengambil lokasi di Desa Bobale, Kecamatan Kao Utara, Halmahera Utara, 26 Mei 2024, dengan tuan dan nyonya rumah Majelis Daerah Gereja Sahabat di Indonesia (MD GSI) Maluku Utara.

Maka setelah perjalanan darat dan laut MPH, MP dan BPP PGIW Maluku Utara tiba di Desa Bobale, di pulau Bobale, sebuah pulau di antara Kabupaten Halmahera Utara dan Kabupaten Halmahera Timur!

Setiba di pulau Bobale Pengurus PGIW Malut dijemput dengan penuh sukacita oleh tuan dan nyonya rumah memakai kendaran roda tiga. Di atas kendaran tersebut dari pantai Bobale menuju Pastori Jemaat GSI Zaitun Bobale dan sempat melihat Sumur Tua dari Zaman Jepang. Boleh jadi Sumur ini dan juga Benteng di bibir pantai Bobale menghadap Hatetabako Haltim (boleh jadi tempat Persembunyi Petinggi Militer Jepang ) ada di pulau ini pada saat Perang Dunia II dan ini boleh jadi menyimpan sejumlah narasi kebangsaan Indonesia yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

Pengurus PGIW Malut sangat terkesan dan bangga dengan kesiapan dan hospitalitas MD GSI dan Majelis Jemaat serta warga Jemaat GSI Zaitun Bobale dibawa koordinasi MD GSI Maluku Utara. Mereka juga terkesan dan kagum dengan kerjasama partisipatif secara oikoumeneis tiga Jemaat Gereja Anggota PGIW Maluku Utara di Desa Bobale Kao Utara itu! Juga saya terkesan dan kagum dengan semangat warga Jemaat dari ketiga Jemaat Gereja Anggota PGIW Maluku Utara di Desa Bobale tersebut!

Dalam perayaan syukur tersebut semuanya larut dalam sukacita Syukur HUT ke-74 PGI menikmati suasana ibadah oikoumenis yang menyata melalui ungkapan pujian dan mengikuti seluruh proses liturgis dengan tekun, Termasuk anak-anak yang terlihat bergembira dengan acara ini. . Terlihat pada partisipasi anak-anak melalui lantunan pujian mereka dalam bahasa daerah (Tobelo).

Sukacita Jemaat-jemaat dan warga Jemaat itu nyata melalui lantunan Bahkan lagu Selamat Hari Ulang Tahun PGI dan tiup lilin serta foto bersama. Jumlah kehadiran warga dari ketiga Jemaat Gereja Anggota PGIW Malut itu pun sangar banyak. Mereka memenuhi bukan saja gedung gereja melainkan juga di luar sd ke jalan sekalipun tanpa tenda dan lampu.

Seolah-olah mereka memberi pesan kepada MPH PGIW Maluku Utara mengapa baru sekarang mereka mengenal dan memahami apa itu gerakan oikoumene gereja-gereja di Indonesia sejak tahun 1950 itu. Ini menjadi tantangan bagi PGIW Maluku Utara jika ingin menjadikan gerakan oikoumene gereja-gereja di Indonesia menjadi gerakan kesadaran dan komitmen warga Jemaat untuk mewujudkan doa Tuhan Yesus sebagaimana kesaksian iman penulis Injil Yohanes 17:21 dalam wujud praxis hidup menggereja secara oikoumenis!

Dengan segala pengalaman oikoumenis bersama Jemaat-Jemaat dan Warga Jemaat di Desa Bobale itu, Pengurus PGIW Malut pun kembali ke tempat tugas masing-masing yang diatar oleh Fajar Pagi di atas Laut antara Pulau Bobale dan Daratan Pulau Halmahera di Daru Kao Utara. Sejatinya, selat antara pulau Bobale dan daratan di Daru Halmahera, kadang sangat berombak. Selat yang kaya dengan beragam jenis Ikan dan Mutiara ini sesungguhnya menyimpan pola ruang hidup yang menghargai martabat manusia dan alam sekitarnya!

Ketua PGIW Maluku utara Pdt Dr Juianus Mojau M Th mengatakan “Kami bersyukur karena kesempuranaan sukacita rasa syukur bersama warga Jemaat itu diantar oleh alas teduhnya laut di selat tersebut. Seolah-olah memberi pesan: hati dan
pikiran yang ditanam dalam hati dan pikiran Sang Hidup sebagaimana kesaksian Alkitab akan selalu mengasilkan tindakan yang menciptakan ruang hidup bersama dengan segala perbedaan tetapi diikat oleh Kasih Allah Trinitas, Allah persekutuan, sehingga perbedaan dirayakan penuh kedamaian!(bdk. Yermia 17:7-8 dan Mazmur 1:1-6). Itulah kesatuan yang sempurna sebagaimana tema Bukan Oikoumene 2024″ katanya di atas perahu dalam perjalanan pulang.

Lebih lanjut tak lupa ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung acara ini, “MPH PGIW Maluku Utara menyampaikan banyak terima kasih kepada Pemerintah Desa Bobale, MD GSI Maluku Utara, dan Majelis Jemaat dan Para Pendeta serta warga Jemaat dari Ketiga Gereja Anggota PGIW Maluku Utara di Desa Bobale, untuk kesediaan dan keramahtamahan selama Perayaan Syukur HUT ke-74 PGI di Pulau Bobale, Desa Kehidupan, yang kaya dengan Ikan Laut, seperti yang kami alami dan menikmati selama kami berada di Pulau Bobale” ujarnya.

“Semoga pengalaman beroikoumene di lingkup Jemaat-Jemaat dan Warga Jemaat ini akan mendorong PGIW Maluku Utara lebih mengorientasikan Gerakan Oikoumene Gereja-gereja di Indonesia menjadi Gerakan Jemaat-Jemaat dan Warga Jemaatnya! Saya sungguh bersyukur kepada Sang Pencipta Ruang Hidup karena boleh memberi kesempatan merayakan kehidupan bersama dalam perbedaan penuh sukacita dan kedamaian! Saya banyak belajar dari hati dan pikiran serta tindakan konkret mewujudkan Gerakan Oikoumene Gereja-gereja di Indonesia dari Tiga Jemaat dan Warga Jemaat Gereja Anggota Maluku Utara di Desa Bobale, di Pulau Bobale, tempat budidaya muiara”

yg hadir di acara ini adalah : Pdt.Dr.Julianus Mojau, M.Th (ketum PGIW Malut)
Pdt. Willem W.Terloit, S.Th (Sekum)
Pdt.Alber Bobangu, S.Sos.,MH (Anggota Majelis Pertimbangan)
Pdt.Andris Bune (Anggota BPP).
Pdt. George Stevy Matruty (Anggota MPH/Gembala GSI Zaitun Bobale sekaligus selaku tuan rumah nyonya rumah.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *