(SN-TOBELO) Sebuah peristiwa langka dan unik terjadi saat Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Radio Syallom dan Persekutuan Doa Kasih Bapa Wari berlangsung, Kamis (9/5) di lapangan samping Radio Syallom Wari.
Bagaimana tidak, acara yang diperuntukan khusus buat orang dewasa ini ternyata juga dihadiri oleh seratusan anak anak yang ada di seputaran desa Wari dan Wari ino.
KKR ini mengambil thema “Kebangkitan Yesus memulihkan Hidup kita” dengan pembicara Hamba Tuhan asal Gorontalo bernama Pdt Nikson Michel. Ia dulunya sebelum jadi Kristen bernama Makeso. Ia belajar ilmu hitam dan jago Kung fu. Menjadi preman penguasa Pasae dan terminal Karombasan Manado. Tapi setelah kalah dalam mengadu ilmu dengan seorang pendeta, kemudian ia berpindah agama. Ia meninggalkan agama islam dan kemudian jadi Kristen serta dipanggil jadi pendeta.
Acara KKR dimulai tepat jam 20 00. Dihadiri sekitar 500 an orang dari wari dan sejumlah pendengar Radio Syallom dari seantero kota Tobelo.
“Kami menyediakan 300 kursi dan terisi penuh. Kemudian ada dipinjam sekitar 100an kursi dari lingpel terdekat. Ada jemaat Wari yang datang bawa kursi sendiri. Belum lagi banyak yang berdiri karena tidak kebagian kursi” kata Sergio Lasera, Sekretaris Panitia.
Jam 22 00, Pdt Nikson selesai berkhotbah. Ia melakukan altar call. Mengajak orang orang sakit untuk didoakan. Setelah itu orang orang yang terikat dosa dan mau dipulihkan. Lanjut ia mengajak anak anak muda untuk berkomitmen mau hidup dalam kehendak Tuhan, untuk maju ke depan.
Saat waktu menunjukan jam 23 00, tiba tiba Hamba Tuhan ini mengundang anak anak Sekolah minggu yang ada untuk didoakan. Dalam kondisi jam selarut ini, untuk berharap ada 10 anak sekolah minggu yang bertahan bisa tetap ada di tempat ibadah adalah sesuatu yang sangat mustahil. Diprediksi bahwa saat jam seperti itu, mereka pasti sudah tertidur pulas di kamarnya.
Lagipula, sepanjang KKR yang pernah dibuat oleh radio Syallom selama ini, tidak pernah ada anak anak yang masih berkeliaran di seputaran lokasi acara pada jam 22 00.
Tapi anehnya malam itu. Ajakan Pdt Nikson Michel supaya anak anak sekolah minggu didoakan, direspon antusias oleh anak anak itu sendiri.
Dari segala penjuru mereka maju ke depan panggung. Diperkirakan sekirar 100an anak anak berusia 2-12 tahun yang maju saat itu.
“Saya benar benar kaget melihat banyaknya anak anak kecil yang maju saat itu. Masalahnya, saat itu sudah jam 23 00. Seharusnya mereka sudah tertidur di rumah masing masing. Tapi kog bisa malam itu mereka bisa ada di seputaran lapangan KKR ? Pasti Tuhan yang menggerakan mereka untuk datang didoakan Pdt Nikson malam itu” kata Egbert Hoata, pimpinan Radio Syallom yang menyelenggarakan acara itu.
Saat didoakan, banyak anak anak itu rebah. Sebuah bukti kalau anak anak tersebut benar benar menikmati jamahan kasih Tuhan Yesus. Tak lupa pula Pdt Nikson mendoakan perlindungan Tuhan atas hidup mereka di masa mendatang, pendidikan serta pekerjaan kedua orang tua dari anak anak ini.
“Memang sepanjang acara ini banyak mujizat Tuhan terjadi, seperti orang sakit yang disembuhkan, anak muda yang bertobat dan pasangan suami isteri yang dipulihkan. Tapi bagi saya, anak anak kecil yang maju didoakan di acara KKR ini pada jam 23 00, itu mujizat paling terbesar” kata Egbert Hoata selesai acara dengan nada terharu (uqe4)